Tuesday, December 11, 2012

Mengungkap Umur Bumi dalam Al-Quran



Sungguh mulia kata-kata dalam Al-Qur'an. Tidak hanya arti kata-kata yang tinggi, penggunaan bahasa yang tepat, kata-kata dalam Al-Qur'an juga tersusun dalam susunan sistematik dan cermat. Satu contoh dari sekian banyak contoh adalah isyarat Al-Qur'an dalam menjelaskan umur bumi serta alam semesta ini. Bagaimanakah Al-Qur'an menceritakan tentang perihal tersebut tersebut ? dan bagaimanakah sistematika rinciannya ?

Seperti kita ketahui bersama bahwa Al-Qur'an merupakan firman Allah SWT. yang mulia. Dalam Al-Qur'an Allah SWT. tidak pernah menyebut kata 'bumi' lebih dulu dari pada 'langit' dalam setiap firman-Nya, Allah SWT. selalu menyebut kata 'langit' lebih dahulu dari 'bumi'. Seperti pada contoh firman di bawah ini :
"Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia berkuasa di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. Al-Sajdah 32:4)


Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam" (QS. Al-Fushshilat 41:9)

Itu adalah satu firman dari banyak firman Allah SWT. dalam Al-Qur'an yang memposisikan kata 'langit' sebelum 'bumi'. Lalu, mengapa Allah selalu mendahului kata' langit' dari pada 'bumi' dalam setiap firman-Nya? ternyata setelah menelusuri dan mengaitkan antara fakta dengan Al-Qur'an, maka menemukan keterkaitan yang sangat mengejutkan sekaligus membuat takjub. Betapa tidak, ternyata menurut penelitian ilmuwan, umur alam semesta atau disebut 'langit' dalam bahasa Al-Qur'an memang lebih 'tua' dari bumi. Berikut rinciannya.





Analogi : Allah SWT. menciptakan langit dan bumi dalam enam masa (QS.Al-Sajdah 32:4), serta menciptakan bumi sebagai tempat tinggal dalam dua masa (QS. Fushshilat 41:9). Menurut para ahli Geologi, meninjau dari batuan meteorit tertua, perkiraan umur bumi adalah sekitar 4,56 × 109 tahun. Kembali ke Al-Qur'an jika umur langit 6 masa dan umur bumi 2 masa, maka perbandingannya adalah 6 : 2 = 3 : 1, jadi umur alam semesta dapat kita cari dengan cara yaitu 4,56 × 109 × 3 = 13,68 × 109tahun. Itu adalah perhitungan umur umur alam semesta atau 'langit' versi Al-Qur'an.

Fakta : Versi sains modern menyatakan tentang sebuah teori bernama Big Bang yang menyebutkan bahwa umur alam semesta 13,7 × 109 tahun. Angka tersebut hampir mendekati angka perkiraan umur alam semesta versi Al-Qur'an. Subhanallah, apakah ini suatu kebetulan ?

Terdapat selisih 20 juta tahun antara perhitungan sains modern dengan Al-Qur'an. Namun, perbedaan ini bukanlah menjadi suatu selisih yang signifikan. Dan kita bisa menyimpulkan bahwa Al-Qur'an merupakan sumber kajian dan pedoman.


Sunday, December 9, 2012

Di Sebalik Penyapu SAPU MELAYU !!!


Rusuhan 13 Mei 1969

Bersih 3.0 2012

Aksi demikian seolah-olah mengulang balik perkara sama yang dilakukan pada perarakan sebelum 13 Mei 1969 anjuran Parti Buruh (aka Komunis), DAP dan Gerakan. 

Ketika itu laungan mereka adalah baliklah orang Melayu dan penyapu itu membawa simbol untuk menyapu orang Melayu keluar dari Kuala Lumpur.

Kali ini apa tujuannya?

Selalu pihak DAP ini akan uji satu-satu untuk dapatkan reaksi orang Melayu sebelum menjadi lebih berani. 

Orang Cina selama ini menjauhi demo-demo yang dirancang Parti pembangkang. Hanya perarakan Lynas yang meliharkan penglibatan Cina DAP yang lebih menunjul. 

Sedikit sedikit mereka cuba dan lama kelamaan mereka akan berani kerana dalam Perarakan Bersih, 60-70% adalah kaum CIna dan hanya 30% Melayu. Melayu yang datang pun adalah mahasiswa dan hardcore penyangak yang boleh dibayar dengan dengan sedikit wang.

Kalau dibaca kembali sejarah Mei 1969, ianya terbina dari pelbagai demo yang melibatkan kaum CIna dan didalang komunis. Bekas komunis banyak dalam DAP, ingat tu!
 

Bersatulah Melayu !!! Salam Perjuangan !!!

Tolak Agenda Yahudi !!!





Dunia sedang menuju penghujungnya apabila majoriti orang Islam mengingkari perintah Allah. Masanya semakin dekat Umat Islam akan hancur binasa. Ia bersangkutan dengan akidah dan cara hidup. Bakal terhalangnya pertolongan dari Allah Subhana wa Taala. Jika ini terjadi, kepada siapakah kita akan minta pertolongan? Makbulkah doa kita walaupun di aminkan oleh ratusan ribu jemaah?


Mereka menjadi "kafir" apabila berjinak serta menghampiri kumpulan manusia yang terang-terangan memusuhi Allah dan RasulNya, secara tidak sedar mereka telah dipandu keluar dari golongan Islam. Nampak seperti mudah tetapi ianya amat berat. 

Oleh itu, biarlah tidak nampak "warak" asalkan tidak menjadi "kafir" seperti ini. 

Masanya akan tiba bila manusia kehilangan agamanya hanya kerana tidak cerdik memilih teman dan rakan setia. Manusia Islam akan ramai-ramai menjadi pendusta atau munafikin apabila kata-kata mereka tidak serupa dengan apa yang mereka lakukan. Dalam solat mereka mengucapkan ikrar bahawa "Hidup dan Mati" hanya untuk Alah. Tetapi hakikatnya mereka mendustakannya dalam kehidupan apabila mengambil musuh Allah sebagai teman setia dalam masa yang sama mengkhianati sesama Islam. 

Begitulah kerja nafsu yang mendorong manusia menjadi penderhaka kepada Penciptanya. Dalam lain kata ia bernama "Qarin", syaitan dalam diri setiap manusia. Hawa Nafsu juga membawa kita kepada rasa "megah" dan "besar diri". Ia juga bermaksud Sombong, Bongkak dan Melebihi Batas.

Semoga Allah menyelamatkan kita dari kesilapan kecil sebegini. Mereka yang telah pun bermukin di wilayah selamat dengan mendapat bimbingan para mursyid dan arif billah, dijamin tidak akan terjebak, insyaAllah. Inilah satu-satunya jalan lurus yang diredhai Allah dan sentiasa mendapat pertunjuk dariNya.

Ingatlah, Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.


"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setiamu, mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa diantara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS. Al-Maidah :51)



Hari ini berapa banyak para pemimpin Islam dan orang-orang Islam yang meminta perlindungan, pertolongan, dan memberikan wala' (loyal) nya kepada Yahudi dan Nasrani, dan bahkan mengikuti cara hidup mereka. Mengapa para pemimpin Islam dan orang-orang Islam bersikap demikian? Kerana di dalam dada mereka sudah tertanam adanya : "khauf" (rasa takut).
Maka Allah Rabbul Alamin menurunkan hukuman (undang-undang) yang bersifat tegas, final dan baku, yang menjadi hukum dasar bagi para pemimpin Islam dan orang-orang Islam, bagaimana berhadapan golongan Yahudi dan Nasrani. Dalam seluruh aspek kehidupan yang ada. 

Firman-Nya :

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setiamu, mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa diantara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS. Al-Maidah :51)



Dalam tafsir Ath-Thabari, menjelaskan, bahwa menurut riyawat As-Suddi, ketika terjadi perang Uhud, dan suasana semakin mencekam, ada sebagian orang Islam yang merasa takut tertawan oleh orang-orang kafir. Mereka pun bermaksud mencari perlindungan kepada orang Yahudi di negeri Dahlak, dan orang-orang Nasrani di Syam, dan bersedia mengikuti cara hidup mereka. Maka turunlah ayat Al-Maidah : 51, yang melarang mereka melakukan perbuatan itu.

Menurut Ath-Thabari ayat ini menjelaskan urusan wala’ (loyal). Allah melarang orang-orang beriman untuk berwala' kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan cara menjadikan mereka pemimpin, penolong, teman setia, dan mengikuti cara hidup mereka. Karena barangsiapa melakukan hal itu, maka Allah akan menggolongkan ke dalam golongan orang-orang yang diikuti baik itu Yahudi ataupun Nasrani.

Maka, orang-orang Mukmin (beriman) hendaknya tidak menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin, pelindung, dan teman setianya. Apalagi bila telah nampak sikap permusuhan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani itu kepada Allah, Rasulullah dan orang-orang Mukmin. Barangsiapa lebih memilih orang-orang Yahudi dan Nasrani itu sebagai penolong, pelindung, dan teman setianya, maka dia berarti telah menjadi musuh Allah, Rasulullah dan orang-orang Mukmin. Hal itu merupakan perbuatan zalim dan Allah tidak akan memberi pentunjuk kepada orang-orang zalim.

Disisi lain, Ibnu Katsir, menjelaskan surah Al-Maidah ayat 51 itu, menegaskan bahwa Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia. Kaum Yahudi dan Nasrani merupakan musuh Islam dan umat Islam seluruhnya.

Kemudian, selain menjelaskan kaum beriman (orang Mukmin) satu sama lainnya saling melindungi, Allah juga mengancam siapapun yang melanggar larangan-Nya itu. Dia Ta’ala berfirman:"Barangsiapa diantara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka".

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan bahwa Umar meminta Abu Musa untuk mengusulkan atau melaporkan setiap hal yang ia lakukan dalam satu rumusan. Abu Musa memiliki juru tulis (sekretari) dari Nasrani dan melaporkannya kepada Khalifah Umar. Umar merasa hairan. Umar bertanya kepada Abu Musa : "Dia seorang juru tulis yang seharusnya menjadi orang kepercayaan". Apakah kamu boleh membaca surat yang datang dari Syam di dalam masjid-masjid?". Abu Musa menjawab, "Dia tidak boleh melakukannya". Tanya Umar lagi: "Apakah dia orang asing?". "Bukan. Dia seorang Nasrani", jawab Abu Musa. Lalu Umar menghardik saya (Abu Musa), dan menepuk paha saya. "Bawa dia keluar", ujar Umar. Kemudian, Umar membacakan ayat : "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setiamu".

Dalam Al-Qur'an, yang termaktub dalam surah Al-Maidah ayat 51 itu, bersifat kekal, yang menyangkut sikap dan bagaimana melihat orang Yahudi dan Nasrani. Mereka adalah musuh Allah Rabbul ‘Alamin. Mereka menjadikan ‘Uzair dan Isa sebagai anak Tuhan dan Tuhan, yang merupakan sikap yang menduakan Allah Azza Wa Jalla, dan merupakan perbuatan syirik, yang dilaknat oleh Allah.

Sepanjang sejarah Yahudi dan Nasrani melakukan permusuhan yang sangat nyata terhadap orang-orang Mukmin, yang tidak pernah selesai. Permusuhan antara ahlul haq dengan ahlul bathil. Selamanya.

Bagaimana mungkin orang-orang Mukmin, termasuk para pemimpin Islam, bermesraan, meminta pertolongan, perlindungan, dan memberikan wala' kepada mereka, sedangkan mereka adalah musuh Allah dan Rasul-Nya.

Banyak para pemimpin Islam dan orang-orang Islam yang meminta pertolongan kepada Amerika, Eropa, dan negara-negara kafir lainnya, yang sudah nyata-nyata mereka menjadi musuh, dan menumpahkan darah orang-orang mukmin, yang tanpa haq, seperti yang terjadi di bumi Palestina, Irak, Afghanistan, Somalia, Chechnya, dan Bosnia. Mereka sangat nyata-nyata permusuhannya.

Ketika para pemimpin Islam dan orang-orang Islam, yang sudah hatinya terkena penyakit "khauf"dan "wahn", maka mereka, para pemimpin Islam dan orang-orang Islam datang berbondong-bondong kepada Yahudi dan Nasrani meminta pertolongan, perlindungan, dan berwala' kepada mereka. Bukan hanya sekadar menghadiri upacara Natal dan mengucapkan Natal, tetapi sudah menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia mereka.


Kerana itu, hari ini para pemimpin Islam dan orang-orang Islam, termasuk mereka yang berada dalam "Harakah Islamiyah" (Gerakan Islam) telah menjadi hina, dan bertekuk lutut dihadapan Yahudi dan Nasrani, dan menjadikan "demokrasi" sebagai agama mereka, dan diikuti dengan sembahan lainnya, yang disebut kata, "sekongkol", menyebabkan mereka menjadi "tasyabbuh" (menyerupai) atau" talbis", menyerupai dan bercampur dengan Yahudi dan Nasrani dalam bab aqidah dan muamalah.

Mereka sudah tidak berani lagi menyatakan identiti, jati diri secara terang-terangan sebagai Mukmin, dan menegaskan Islam sebagai agama yang syumul (sempurna), dan menegakkan prinsip (mabda') Islam dalam seluruh aspek kehidupan, dan memilih untuk menggunakan prinsip dari Yahudi dan Nasrani.

Sehinggakan ada seorang tokoh Parti Islam Indonesia, harus perlu membuat spanduk besar-besar, di sebuah jalan di Jakarta, dan hanya sekadar mengucapkan: "Selamat Natal", kepada orang-orang Nasrani, yang akan merayakan Natal. Karena, dia mengharapkan pertolongan dari orang-orang Nasrani. Bukan dari Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin.


Bersatulah Bangsaku !!!

Friday, December 7, 2012

Melayu Usah Tunduk !!!






Hasil kajian bersama badan antarabangsa, berpusat di United Kingdom, Equal Rights Trust (ERT) bersama Tenaganita, yang mengatakan kewujudan Perkara 89 (Tanah Simpanan Melayu) dan 153 (Hak Istimewa Melayu dan Bumiputera) Perlembagaan Persekutuan, adalah punca utama diskriminasi kaum dan masalah utama negara ini, atas“Washing the Tigers: Addressing Discrimination and Inequality in Malaysia” amatlah menjelekkan.

Selain perkara 89 dan 153, kajian ini juga turut mempersoalkan beberapa Perkara lain seperti 5(4), 8(2), 9, 10, 11, 12(1), 14, 15, 24, 26 dan 161. Semua perkara ini berkaitan dengan kebebasan, kesamaan dan keadilan. Mereka mahu negara kita mengikut cara hidup mereka yang kononnya mempraktikkan perkara tersebut, tanpa mengambil kira sejarah perlembagaan dan makna keadilan yang sebenar.

Lebih berani lagi, mereka mencadangkan supaya kerajaan Malaysia menghapuskan atau memansuhkan Perkara tersebut, bagi mengelakkan diskriminasi berasaskan etnik. Peruntukan itu juga katanya bertentangan dengan undang-undang antarabangsa.

Pelik sungguh, kenapa mereka begitu risau dengan perlindungan ini sedangkan ia langsung tidak menghalang hak bukan Melayu dan bukan Islam? Apa tujuan mereka sebenar? Kenapa fokusnya Melayu dan Islam di Malaysia? Bukannya negara-negara lain yang tidak kurang diskriminasinya. Jangan pergi jauh, lihat sahaja negara yang mana umat Islam menjadi  minoriti seperti di China, Filipina, Thailand, Singapura, Perancis, malah di Britian sendiri. Adakah tidak wujud diskriminasi terhadap minoriti?

Pendek kata, diskriminasi di kalangan minoriti adalah sesuatu perkara biasa di mana-mana negara yang bangsa majoriti yang memerintah. Tidak perlu ditonjolkan seolah-olah apa yang berlaku di negara ini terlalu tenat. Pada saya, jika perkataan ‘diskriminasi’ yang ingin digunakan, saya boleh katakan diskriminasi di Malaysia masih lagi ‘positif’, berbanding negara lain yang amat jelas mendiskriminasikan Islam dan umat Islam. Umat Islam yang menjadi minoriti tidak diberikan hak untuk mengamalkan cara hidup sendiri, seperti memakai jilbab atau tudung. Kenapa kajian tidak dibuat di negara-negara ini?

Jika kerana tanah rezab Melayu dan hak istimewa Melayu, menjadikan bukan Melayu miskin atau papa kedana, mungkin saya selaku bukan Melayu, tidak dapat menerima diskriminasi ini. Hakikatnya, dengan wujudnya ‘diskriminasi’ ini, bukan Melayu terus menjadi kaya raya dan kedudukan mereka tidak terancampun. Dengan kemudahan lesen yang diberikan kepada Melayu, akhirnya menjadi hak bukan Melayu kerana Melayu menjualkannya kepada bukan Melayu. Berapa banyak tanah rezab Melayu tergadai ke tangan orang bukan Melayu. Lihatlah betapa banyak produk menggunakan label Melayu dan Islam diperalatkan demi untuk melariskan perniagaannya.

Boleh dikatakan hampir semua milik Melayu telah dinikmati oleh bukan Melayu dalam pelbagai aspek seperti lesen, biasiswa, tanah rezab dan sebagainya. Sehingga sampai ke peringkat tanah kepunyaan kerajaan telah banyak menjadi hak kuil, tokong dan gereja.

Diskriminasi apa lagi jika hari ini terdapat sebesar-besar patung dan gereja di merata tempat untuk memenuhi kehendak minoriti yang berpegang kepada agama, yang rata-ratanya kurang daripada 10 peratus tetapi identiti mereka telah menenggelamkan identiti Melayu dan Islam itu sendiri?

Peliknya, bila ada kajian membuktikan institusi kaum mereka dan ketidakupayaan menguasai bahasa kebangsaan punca masalah punca masalah, semua kalangan ultra kiasu menolak. Bila ultra kiasu melakukan kajian sebegini, mereka mahu memaksa kita menerimanya.

Siapakah mereka mahu campurtangan dalam hal berkaitan dalam negara? Apakah mereka tidak sedar bahawa perlembagaan adalam undang-undang tertinggi dalam sesebuah negara dan ianya berdaulat. Mempertikaikan undang-undang sesebuah bermakna sudah mencabar kedaulatan sesebuah negara itu.

Semua ini adalah agenda Inter Faith Council (IFC) dan 14 perkara tuntutannya yang mahu merosakkan umat Islam dan orang Melayu. Mereka mahukan negara ini tidak ada lagi identiti Melayu dan Islam. Kepentingan bangsa dan agama majoriti tidak lagi dilindungi. Hak asasi manusia mengatasi segalanya. Jika mereka berjaya lakukan di sini, atau memecahkan tembok ini, maka tercapai hasrat mereka menundukkan Islam dan Melayu.

Mereka mahu menjadikan Islam dan perlembagaan kita tunduk kepada norma-norma antarabangsa ciptaan manusia yang boleh menjejaskan akidah kita sebagai umat Islam. Antara norma-norma tersebut adalah; Pertama, Deklarasi Hak Asasi Sejagat 1948. Kedua, Konvensyen untuk menghapuskan semua jenis diskriminasi terhadap wanita (disahkan Malaysia pada 5 Julai 1995). Ketiga, Konvensyen mengenai hak kanak-kanak. Keempat, Deklarasi untuk menghapuskan semua bentuk ketidaktolernasi dan diskriminasi berasaskan agama. Kelima, Deklarasi mengenai hak-hak orang untuk mempunyai kewarganegaraan, suku kaum, agama dan bahasa minoriti. Keenam, Deklarasi Vienna dan pelan tindakan.

Kesemua norma antarabangsa tersebut masih belum disahkan di Malaysia kecuali yang telah disebut. IFC mahukan semua agama mesti mengikut norma antarabangsa tersebut. Norma antarabangsa itu tidak membezakan antara penganut Islam dan bukan Islam. Untuk orang Islam, cara hidup mereka bukan lagi cara hidup Islam tetapi norma-normat antarabangsa tersebut.

Apa jua ajaran Islam yang bertentangan dengan norma tersebut mesti dihapuskan. Pendek kata, agama Islam mesti tunduk norma mereka. Manusia bebas melakukan apa sahaja, termasuk menukar agama. Walaupun namanya orang Islam atau masih mengakui Islam, mereka boleh beramal dengan ajaran agama lain. 

Deklarasi sejagat mengenai hak asasi manusia turut mengatakan setiap orang mempunyai hak untuk bebas berfikir, bersuara, beragama dan sebagainya. Bermakna, status kita sebagai umat Islam bukan lagi tertakluk kepada perintah Allah SWT tetapi kepada perintah manusia yakni norma tersebut. Kita tidak berhak lagi ke atas urusan sesama Islam. Selepas ini, Jabatan Perdaftaran negara tidak ada hak lagi untuk menolak permohonan seseorang untuk menukar agama daripada Islam kepada bukan Islam atas alasan jika permohonan ini tidak diluluskan ia akan merosakkan keharmonian dan kebebasan beragama.

Umat Islam harus berwaspada dan jangan terpedaya dengan semua diayah dan perancangan licik mereka. Mereka akan menggunakan pelbagai cara jika gagal dengan satu cara yang lain. Jangan sampai terperangkap. Pastikan kesucian Islam (Melayu) tidak tunduk kepada norma antarabangsa dan kajian picisan ini.

Bersatulah Bangsaku !!!

Wednesday, December 5, 2012

Lim Kit Siang Sindir Melayu ?



PANAS! Lim Kit Siang Sindir Melayu... Melayu Lawan Melayu!

Pernah mendengar seorang cendiakawan Melayu menyatakan 'JANGAN MELAYU LAWAN MELAYU'... Kesannya besar dan berpanjangan.... Kenyataan mudah tetapi punyai maksud sangat tersirat...


05/12/12 – Penasihat DAP, Lim Kit Siang hari ini menyiarkan tulisan di laman peribadinya, blog.limkitsiang.com bertajuk “From now on, it’s a Malay vs Malay contest” tulisan Ooi Kee Beng.

Ooi Kee Beng penyelidik Research For Social Advancement (Refsa), badan pemikir DAP menulis di portal The Malaysian Insider membuat kesimpulan itu ketika cuba menggambarkan Pilihanraya Umum ke-13 sebagai pertembungan antara Datuk Seri Anwar Ibrahim dengan Datuk Seri Mohd Najib Tun Razak.

“Sebagaimana yang kita tahu, seperti struktur pertandingan kompetitif, kumpulan moderat yang kuat (akhirnya) memberi akan kesan kepada suara ektrimis, sama ada kaum atau agama,” tulisnya yang juga merupakan penulis buku biografi Lim Kit Siang.

Ooi Kee Beng juga adalah Timbalan pengarah Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS), badan penyelidik yang berpangkalan di Singapura . sumber

pejuangmelaka-Bersatulah Melayu ! Salam Perjuangan !!! 

Tuesday, December 4, 2012

Jangan Bertopengkan ISLAM !



Baru baru ini, Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) mencipta sejarah apabila memberi Palestin status negara pemerhati bukan ahli di badan dunia itu.

Pada  Undi Perhimpunan Agung PBB yang di adakan di ibu pejabat badan dunia itu di New York, sebanyak 138 negara menyokong Palestin manakala sembilan mengundi menentang dan 41 negara yang lain berkecuali.

Pada hari itu Palestin melakar sejarah dalam perjuangan enam dekat untuk menjadi sebuah negara yang bebas dan merdeka daripada cengkaman Zionis-Yahudi.

Sudah tentu dua negara yang menentang dan paling marah terhadap keputusan yang mengejutkan itu adalah Amerika Syarikat dan negara satelit haramnya, Israel.

Dengan perasaan marah yang berkobar-kobar dan membakar, Israel lalu meluluskan pembinaan 3,000 lagi perumahan di wilayah Tebing Barat sebagai tindak balas.

Bukan sahaja Amerika Syarikat dan Israel marah akan keputusan PBB itu yang diadakan secara demokratik dan terbuka, tetapi ramai juga kuncu-kuncu mereka yang melenting dan terkejut akan tindakan negara-negara anggota PBB itu.

Mereka tidak sangka negara anggota PBB begitu berani menunjukkan sikap berlawanan dan bertentangan dengan kepentingan imperialis kedua-dua negara penindas itu.

Kuncu-kuncu dan talibarut mereka di Malaysia juga tidak terkecuali daripada menerima tamparan hebat hasil pengundian tersebut.

Antara kuncu paling tersohor Israel yang menyokong negara haram itu tidak lain tidak bukan ialah Ketua Pembangkang, Anwar Ibrahim yang pernah mengeluarkan kenyataan menyokong usaha menjamin keselamatan negara Zionis-Yahudi Israel.

Sebenarnya apa yang disebut oleh bekas pemimpin Abim itu tidak mengejutkan kerana apabila mengimbau kembali sejarah perjuangan individu ini, sememangnya pihak Amerika Syarikat dan Israel telah menyediakan beliau untuk memikul tanggungjawab sebagai agen mereka di kemudian hari kelak.

Untuk mengetahui topeng yang dipakai Anwar jangan melihat semasa negara dalam keadaan tenang dan aman tetapi amati tindakannya pada ketika negara dilanda krisis.

Contoh terdekat ialah tatkala ekonomi Malaysia diserang oleh penyangak matawang George Soros yang menyebabkan banyak negara di rantau ini hampir sahaja menyembah bumi.

Krisis kewangan 1998 memperlihatkan bagaimana Indonesia, Thailand serta Korea terpaksa tunduk kepada pembiayaan Tabung Kewangan Dunia (IMF) demi menyelamatkan ekonomi mereka.

Tetapi kos menerima bantuan IMF amat tinggi kerana yang terpaksa dikorbankan ialah kedaulatan negara dan kesejahteraan rakyat negara-negara itu.

Di Malaysia ketika itu, Anwar menjadi Menteri Kewangan dan beliau cuba untuk menerima pakai pendekatan yang sama yang dilakukan oleh IMF ke atas negara-negara Asia Tenggara yang lain.

Sementara Anwar bermati-matian untuk membawa IMF sebagai sang penyelamat, Perdana Menteri ketika itu, Tun Dr Mahathir Mohamad menentang usaha dan niat jahat Menteri Kewangan itu.

Natijahnya Anwar terpelanting daripada takhta kuasa apabila dipecat daripada semua jawatan dalam pentadbiran dan juga parti.

Namun dendam membara untuk menjadikan Malaysia sebagai jajahan Barat masih kekal hidup dalam sanubari Anwar.

Sebab itulah apabila dipilih untuk mengetuai pakatan pembangkang pada 2008, beliau terus menunjukkan sikap terbuka menyokongnya terhadap Israel.

Pada setiap lawatan serta ceramah yang diberi di persidangan antarabangsa di luar negara, Anwar pasti tidak melepaskan peluang untuk berjumpa, bermesra dan berpeluk-pelukan dengan pemimpin-pemimpin Yahudi yang menyokong Israel dan pada masa yang sama pembantaian ke atas Palestin.

Partinya juga mengambil sikap yang serupa walaupun tidak secara terang-terangan.

Hanya tiga hari selepas keputusan PBB itu barulah, PKR mengeluarkan kenyataan menyokong tindakan badan dunia itu.

Mengapa PKR yang diterajui oleh Anwar mengambil masa yang lama untuk menyatakan sokongan yang sepatutnya datang secara spontan dan bukannya terhegeh-hegeh menunggu tempoh tiga hari.

Nampak sangat perasaan tidak ikhlas PKR apabila berdepan dengan perjuangan Palestin terutama apa-apa tindakan antarabangsa yang merugikan pihak Israel.

Sikap ini amat berlainan pula dengan UMNO yang sejak merdeka telah berdiri teguh di belakang perjuangan Palestin menentang Israel.

Malah Malaysia di bawah UMNO tidak pernah sedetik pun berfikir dua kali untuk menyokong apa jua yang boleh mendatangkan kebaikan kepada Palestin.

Pada Perhimpunan Agung UMNO yang baru sahaja berlalu, Presiden UMNO merangkap Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Tun Razak tanpa berselindung menyatakan impian Malaysia untuk muncul sebagai negara pertama di dunia untuk mewujudkan kedutaan di Baitul Muqaddis, ibu negara Palestin yang merdeka pada satu hari kelak.

Melangkah setapak ke hadapan, Perdana Menteri turut menawarkan pendekatan al-Wasatiyyah yang dipeloporinya sebagai tunggak kejayaan Malaysia membawa keamanan di wilayah Bangsamoro sebagai formula baru mencapai kedamaian dalam konflik Palestin-Israel termasuk di mana-mana sahaja kawasan persengketaan di dunia.

Begitulah hebat keberanian UMNO memperjuangkan nasib Palestin pada setiap kesempatan tanpa ragu-ragu dan was-was.

Adakah umat Islam di negara ini melihat yang sama ada pada diri Amwar.

Jika memberi kenyataan mengenai Palestin, sokongan yang diluarkan daripada mulut beliau amat terancang sekali takut kalau-kalau boleh menyinggung perasaan kawan-kawan Yahudinya di Washington dan London.

Apabila bercakap mengenai isu Palestin, pasti beliau akan juga menyentuh mengenai hak Israel untuk mendirikan negara haram di wilayah milik umat Islam yang dirampas pada tahun 1948.

Inilah juga individu yang bercita-cita tinggi untuk menjadi perdana menteri sejak sekian lama.

Selamatkah umat Islam jika Anwar menjadi perdana menteri malah selamatkah dasar pro-Palestin yang selama ini menjadi antara tunjang utama polisi luar Malaysia? Jangan bertopengkan ISLAM !!!

Monday, November 26, 2012

Dong Zhong Anti Perpaduan !


Imej
Dong Zong buat hal lagi. Jumaat 9 november 2012, satu iklan telah disiarkan di dua akhbar berbahasa Cina yang dominan iaitu Sin Chew Daily dan Nan Yang SIang Pau.

Terjemahan Bebas:
SURAT DARIPADA DONG ZONG KEPADA RAKYAT
Negara kita ialah sebuah Negara yang mempunyai pelbagai kaum, bahasa, kebudayaan serta agama. Namun, Selama ini kerajaan telah mengabaikan hak yang diperuntukkan dalam Perlembagaan Persekutuan kepada semua kaum untuk menggunakan bahasa ibunda. Kerajaan telah melaksanakan dasar pendidikan satu aliran secara jangka masa panjang yang tidak selaras dengan keadaan Negara kita. Sejak <Laporan Tun Razak 1956> yang mengemukakan dasar pendidikan yang berorientasi “satu bahasa, satu jenis sekolah”, dasar-dasar pendidikan Negara yang seterusnya seperti laporan pendidikan, akta pendidikan dan pelan pembangunan pendidikan juga tidak dapat dipisahkan daripada pemikiran untuk mencapai matlamat utama tersebut. Pelan Pembangunan Pendidikan 2013-2025 yang baru diumumkan turut mempunyai konsep yang sama dan lebih dipergiatkan.
Pelan tersebut masih terus berpegang kepada dasar pendidikan satu aliran dan meminggirkan sekolah rendah Cina dan sekolah rendah Tamil sebagai matlamat utama. Pelan tersebut mencadangkan sekolah rendah Cina dan Tamil menggunakan sukatan, buku dan cara mengajar subjek Bahasa Melayu yang mempunyai standard sama dengan sekolah rendah kebangsaan, Oleh itu, masa belajar Bahasa Melayu di sekolah telah ditambah secara ketara sehingga 570 minit setiap minggu. Ini akan menyebabkan struktur sukatan pelajaran di sekolah rendah Cina dan Tamil menjadi tidak seimbang dan ini akan menjejaskan matlamat untuk menggunakan  bahasa ibunda dalam pengajaran.
Pelan tersebut bertujuan untuk mempopular dan meningkat kualiti pendidikan, namun tindakan ini adalah tidak adil kepada sekolah agama dan SMPC serta mengabaikan janji kepada sekolah menengah kebangsaan dan sekolah katolik. Tindakan ini juga menafikan sumbangan SMPC terhadap pembangunan Negara dan sengaja mengecualikan ia daripada arus pendidikan Negara.
Pelaksanaan pelan pembangunan pendidikan tersebut mencabuli prinsip pendidikan yang adil, dan ini tidak menguntungkan pembangunan pendidikan pelbagai kaum dan bahasa serta menghalang perpaduan dan masyarakat yang harmoni, dengan ini kita harus tegas untuk membantah pelaksanaannya.
Sekarang, pendidikan bahasa etnik menghadapi krisis, dan cara perjuangan yang selama ini tidak berkesan. Dong Zong berpendapat bahawa kita harus menggabungkan semua kuasa daripada pelbagai pihak dan lapisan masyarakat untuk mengambil tindakan yang lebih praktikaldemi menyampaikan hasrat kita untuk melindungi dan membangunkan pendidikan bahasa etnik. Oleh demikian, kami akan menganjurkan “Perhimpunan aman 1125” pada 25 November 2012, jam 11 pagi di Padang Timur, AmCorp Mall, Petaling Jaya untuk bersatu kuasa daripada pelbagai kaum, pelbagai lapisan masyarakat, pelbagai parti politik, persatuan-persatuan dan badan-badan NGO  untuk membantah Pelan Pembangunan Pendidikan yang dapat mengugat pembangunan pendidikan bahasa ibunda dan perpaduan kaum. 

pejuangmelaka-Bersatulah bangsaku !!!

Thursday, November 22, 2012

Jarum Yahudi di Tanah Melayu



Indonesia tidak akan bertoleransi (berhubung) tindakan negara lain yang mengancam kedaulatan, termasuk melanggar batas sempadan. ”Tidak ada kompromi soal kedaulatan,” menurut Jurucakap Presiden, Julian Aldrin Pasha, Selasa (11/10/2011).

Hubungan Indonesia (dan Malaysia) kembali panas. Setelah sekian lama, dua buah negara serumpun-seakidah ini kembali dihangatkan dengan isu nasionalisme yang sama sekali tidak ditekankan oleh  ulama-ulama Melayu dahulu. Kesnya perkara kecil, namun luar biasa bagi pihak nasionalis, yakni permasalahan sempadan Camar Bulan di Sambas yang didakwa telah diceroboh oleh Malaysia.

Kita harus membuka mata bahawa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu api yang mengakibatkan asap (kebakaran) besar. Persoalannya siapakah pemetik api itu? Muslim? Tidak, kerana kita hanyalah korban.

Prof. Dr Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) bersetuju bahawa wujud campurtangan pihak luar dibalik perseteruan kedua-dua negara serumpun Muslim ini.

Dalam memoir buku Thomas Raffles dinyatakan, Barat harus memastikan bahawa alam Melayu ini lemah. Bagi melemahkannya, Raffles telah mengusul dua buah strategi.
  1. Imigran-imigran asing dibawa masuk ke alam Melayu (Nusantara) supaya wilayah ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan (kawasan) majmuk (orang-orang China dan India dibawa masuk).
  2. Memastikan bahawa Raja-raja Melayu di Semenanjung Tanah (ﺕ) Melayu (ﻡ), Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasihat mereka. Justeru, tujuan asal mereka sememangnya untuk memisahkan dunia Arab dengan Melayu.
Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh Zionisme. Mereka sedar bahawa bangsa Melayu berpotensi kuat dalam membangkitkan (semula) Islam dari tenggara Asia, maka oleh itu jalur ini harus dihabisi, walau dengan apajua caranya.

Pengalaman bangsa Indonesia yang begitu mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka (zionisme) pegang sejak dari zaman devide et impera. Selain itu, kita juga harus faham bahawa Thomas Stamford Raffles sendiri adalah seorang ahli pertubuhan Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Gerakan Freemasory - Raffles pada tahun 1813 telah dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di ladang Pondok Gede di Bogor.

Kawasan ladang tersebut dimiliki oleh Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester di lodge “De Vriendschap” di Surabaya.
Raffles pula yang mendirikan Singapura moden yang kini menjadi pangkalan Israel di Asia Tenggara. Agen-agen Zionis melalui Singapura adalah penghasut sebenar dalam mengeruhkan hubungan sesama Muslim Melayu. Kebanyakan perasuah dari Indonesia juga menetap di Singapura setelah merompak wang rakyat Indonesia. Mereka tidak mahu memerterai perjanjian ektradisi dengan Indonesia semata-mata untuk melindungi golongan perasuah kerana golongan tersebutlah yang membawa banyak wang ke Singapura.

Singapura adalah sekutu Zionis. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Lee Kuan Yew pada teman rapatnya diperingkat pimpinan kerajaan yang juga menteri pertahanan Dr Goh Keng Swee, ketika diperingkat awal pembentukan The Singapore Armed Forces (SAF) :
“Kita mesti memastikan kehadiran Israel tidak diketahui umum, supaya tidak mendatangkan tentangan dari orang Islam yang tinggal di Malaysia dan Singapura”.
Sedikit terjemahan maklumat berkaitan penubuhan SAF yang dipetik daripada laman sesawang Indiadefence[http://www.indiadefence.com/SingAF.htm]  : 
14. Ini adalah masalah Singapura. Penduduk pulau yang kecil ini 670 kilometer persegi (Israel 30 kali lebih luas) majoritinya berbangsa Cina, dan mereka berada diantara dua negara Islam iaitu Malaysia dan Indonesia. Sehingga 1965, Singapura masih lagi sebahagian Malaysia. Pada tahun tersebut British mengambil keputusan untuk keluar dari jajahannya ke timur Terusan Suez. Dalam proses yang pantas Singapura dipisahkan daripada Malaysia.

15.Singapura mengisytiharkan kemerdekaan pada 9 Ogos 1965. Dan pada masa tersebut ia hanya mempunyai dua rejimen infantri, yang telah ditubuhkan dan diketuai oleh pegawai British. Dua pertiga tenteranya bukannya penduduk Singapura, dan pemimpin mereka tidak yakin dengan kekuatan tenteranya. Menteri Pertahanan, Goh, menghubungi Mordechai Kidron, bekas duta Israel ke Thailand untuk meminta bantuan. Kidron tiba di Singapura dalam beberapa hari bersama Hezi Carmel dari Mossad. “Goh memberitahu kita hanya Israel, negara kecil yang dikelilingi negara umat Islam, dengan tentera yang kuat, boleh membantu mereka membina tentera yang kuat, tentera yang dinamik”, menurut Carmel. Kedua-dua orang Israel menemui Lee, yang menulis “beritahu Keng Swee untuk menunggu dulu sehingga Lal Bahadur Shastri, Perdana Menteri India, dan Presiden Nasser dari Mesir membalas surat saya untuk membentuk tentera Singapura”.

16.Adalah tidak pasti samada Lee percaya India dan Mesir mampu atau berminat untuk membentuk tentera Singapura. Ramai Israel percaya ianya adalah taktik semata-mata. Selepas beberapa minggu India dan Mesir mengucapkan tahniah diatas kemerdekaan mereka tetapi tidak menawarkan bantuan ketenteraan. Lee mengarahkan Goh untuk mengubungi terus pegawai Israel.

17.Pada masa yang sama, sejurus laporan oleh Kidron dan Carmel, pertahanan Israel menghantar bantuan ketenteraan kepada Singapura. Dalam perbincangan yang dikendalikan oleh Ketua Turus Yitzhak Rabin, dengan kehadiran Timbalan Ketua Turus dan Pengarah Bahagian Operasi , Ezer Weizmann, telah diputuskan untuk melantik Major General Rehavam Ze’evi, ketika itu Timbalan Bahagian Operasi, bertanggungjawab untuk membina tentera Singapura. Ze’evi (digelar”Gandhi”) melawat Singapura secara rahsia dan memulakan persiapan sekembalinya. “Gandhi ingin membentuk tentera Singapura yang ideal, sesuatu yang kita tidak buat disini”, menurut Carmel. “Dengan tidak membentuk Kementerian Pertahanan dan Staf Jeneral, Gandhi mencadangkan organisasi bersepadu, struktur yang lebih ekonomi. Jadi tidak akan ada terlalu ramai jeneral dan terlalu sedikit askar biasa”

18. Ze’evi melantik Elazari, yang bekerja dibawahnya dalam Bahagian Operasi, sebagai mengetuai kumpulan pembentukan. Lieutenant Colonel Yehuda Golan, ketika itu mengetuai divisyen armor (dia bersara dari tentera Israel berpangkat brigadier general), ditambah dalam kumpulan tersebut. Beberapa ahli kumpulan “menumpukan dalam persiapan untuk membina kem tentera”, menurut Golan. Pada mulanya mereka mereka menghasilkan buku “Brown Book,” berkatian doktrin peperangan, kemudian buku “Blue Book,” mengenai pembantukan Kementerian Pertahanan dan badan perisikan. Brown Book telah diterjemah ke Bahasa Inggeris dan dihantar ke kerajaan Singapura. Pada Oktober 1965, perwakilan tentera dari Singapura tiba di Israel.

Berbalik kepada isu sebenar yang dibincangkan - untuk mengalihkan isu ini dari perhatian rakyat Indonesia, mereka akan cuba mencari isu lain agar rakyat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta. Maka dengan itu, wujudlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Indonesia, mereka terus berusaha agar rumpun Melayu berbangga dengan identiti negara masing-masing. (Hinggakan satey, lemang, batik dan ikan juga dijadikan isu hingga mahu berperang)



Percayalah, jika Muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati, tidak akan ada ruang pada nasionalisme yang berkiblatkan bangsa, benih permusuhan itu akan selalu muncul, walau kedua-dua buah negara makmur dan sama-sama beragama Islam.Maka dengan itu, bersatulah bangsa Melayu-Muslim. Bersatulah diatas Panji Islam yang akan membuka jalan tegaknya dienullah ini di tanah perjuangan kita,..